Kamis, 17 September 2015

Tutorial Cara Menginstalasi Debian Menggunakan VirtualBox

Selamat datang di crediary kali ini saya akan membahas sesuai dengan judul yaitu 'Tutorial Cara Menginstalasi Debian Menggunakan VirtualBox'

So, sebelum kita membahas topik kali ini, kalian tau ga sih Apa Itu Debian?
Debian adalah sistem operasi dari linux yang berbasis open source.Sistem operasi debian adalah gabungan dari perangkat lunak yang dikembangkan dengan lisensi GNU, dan utamanya menggunakan kernel linux, sehingga lebih suka di sebuat dengan nama Debian GNU/Linux.



Apa Fungsi Debian?
Fungsi debian adalah sebagai server jaringan atau pengatur proses jaringan seperti router, repeater dan yang lainnya selain itu (Operating System) os debian juga terkenal dengan kesetabilannya di banding dengan distro linux yang lainnya os debian lebih stabil, jadi kita bisa memakai atau memaksimalkannya dengan pc atau laptop yang spesifikasinya low atau rendah. Os debian juga berfungsi untuk Troubleshooting dalam arti bisa mendeteksi kesalahan yang ada pada hardware, software maupun dari netwok/jaringan.

Apa Itu VirtualBox?
Virtualbox adalah software virtual untuk menginstall sebuah OS (Operating System), jadi kalo kalian mau coba install OS, ga perlu repot" install ulang PC, kan ribet kalo begitu.

nahh, tanpa basa basi lagi langsung aja kita bahasTutorial Cara Menginstalasi Debian Menggunakan VirtualBox
1.              Pada Virtual Box, pilih tab “New” di bagian kiri atas.

2.              Masukkan nama mesin yang diinginkan. Pada bagian “Tipe” pilih “Linux”, dan bagian “Versi” pilih “Debian (32 bit).
3.              Tetapkan ukuran RAM pada Virtual Machines. Karena tidak menginstall GUI-nya, maka cukup berikan “256 MB”.


4.              Memilih Hard Disk untuk Virtual Machines. Karena kita baru membuat mesin, pilih option “Buat hard disk virtual sekarang”. Jika sudah memiliki Hard Disk virtual, pilih option “Gunakan berkas hard disk virtual yang ada” .

5.              Pilih jenis Hard disk virtual. Standardnya adalah “VirtualBox Disk Image (VDI)”.


6.              Pilih jenis penyimpanan Virtual Hard Disk pada Hard Disk fisik. Opsi “Dialokasikan secara dinamik” akan mengisi Hard Disk fisik jika Virtual Hard Disk ditulisi. Opsi “Ukuran tetap”, Virtual Hard Disk akan langsung terbentuk pada Hard Disk fisik sesuai ukuran yang ditetapkan nanti.


7.              Tentukan ukuran Virtual Hard Disk. Karena kita hanya menggunakan mode CLI, maka cukup berikan ukuran “2 GB”. Lalu pilih “Buat”.


8.              Kembali ke Virtual Box. Klik kanan pada virtual machine, pilih “Pengaturan”.

9.              Pilih tab “Penyimpanan”, klik di bawah “Pengendali : IDE”. Pada List “Drive CD/DVD” pilih “IDE Master Primer”, klik pada gambar disc kecil sebelahnya, pilih “Pilih sebuah berkas CD/DVD virtual”.


10.          Pilih ISO Debian.


11.          Kemudian pada tab “Jaringan”, pilih “Adaptor Hanya-host” dan namanya akan otomatis muncul.


12.          Setelah itu pilih tab “Mulai”.

13.          Untuk masuk ke dalam Virtual Machines, klik bagian dalamnya. Sedangkan untuk kembali ke Windows, klik kanan. Sekarang pilih “Install”.

14.          Pilih bahasa yang ingin digunakan. (Standar = “English”)


15.          Pilih lokasi kita. (Tidak terlalu penting, standar = “United States”)


16.          Pilih layout keyboard yang ingin digunakan. (Standar = “American English”)


17.          Pada pilihan “Continue without a default route?” pilih “No”.


18.          Kemudian pilih “Configure network manually”.


19.          Isikan IP address yang ingin kita berikan pada debian sebagai server. Sebagai contoh saya menggunakan IP standar : 192.168.1.1


20.          Isikan Subnet Mask sesuai keinginan. Karena saya menggunakan IP Class C tanpa Subnetting, maka saya menggunakan Netmask : 255.255.255.0


21.          Pada bagian “Gateway” dikosongkan saja karena kita tidak menggunakan router.


22.          Isi “Name server addresses” sesuai IP yang kita isikan di awal.


23.          Berikan Hostname. (Bebas)


24.          Beri Domain name. (Bebas)


25.          Beri password pada user root kemudian ulangi lagi. (Bebas, saya menggunakan password : 0000)


26.          Masukkan Full Name untuk user baru. (Bebas)


27.          Berikan username pada user tadi. (Bebas)


28.          Berikan password pada user ini kemudian ulangi. (Bebas)


29.          Pilih zona waktu kita.


30.          Masuk ke bagian Partisi Disk. Pilih Manual.


31.          Pilih pada bagian “SCSI1 (0,0,0)………”


32.          Pilih “Yes” untuk membentuk partisi kosong pada disc.


33.          Kemudian pilih pada bagian “pri/log 2.1 GB FREE SPACE”


34.          Pilih bagian “Create a new partition”.


35.          Pertama akan kita buat partisi root. Karena partisi swap sebesar 0.5 Gb ( RAM x 2 = 256 Mb x 2 ) maka kita gunakan sisanya untuk root.


36.          Untuk partisi root pilih “Primary”


37.          Untuk Location partisi root biasanya dari “Beginning”.


38.          Pada bagian “Use as” sorot ke pilihan “Ext4 journaling file system”, kemudian bagian “Bootable flag pilih “On”. Setelah itu pilih “Done setting up the partition”.


39.          Sekarang kita buat partisi swap. Sorot pada bagian “pri/log 647.0 MB FREE SPACE”.


40.          Pilih “Create a new partition”


41.          Untuk ukuran gunakan saja semua sisanya. (Walaupun tidak sesuai perkiraan)


42.          Untuk partisi swap, pilih “Logical”.


43.          Pada bagian “Use as” pilih “swap area”.


44.          Kemudian jika sudah yakin pilih “Finish partitioning and write changes to disk”.


45.          Pada option “Scan another CD or DVD?” pilih “No”.


46.          Pada pilihan “Use a network mirror?” pilih “No”.


47.          Pada pilihan “Participate in the package usage survey” pilih “No”.


48.          Kemudian kita pilih software yang ingin diinstal. Cukup install “Web server” dan “Standard system utilities”. Ingat! Untuk ceklis atau menghapus ceklis gunakan <SPASI>.


49.          Pada pilihan “Install the GRUB boot loader to the master boot record?” pilih “Yes”.



50.          Debian telah berhasil diinstal pilih continue untuk restart dan debian siap digunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar